seperti wajah manusia saat hati ini pilu tersayat tajam pisau diamdiam hadirmu meredakan pilu itu mengulurkan tangan dengan senyum manis usap air mata di setiap tetesan tangis rasa nyaman timbul beraturan berjalan langkah demi langkah merangkak menuju kesatuan namun tersandar ketika lelah dihadapkan lagi pada pilu hati berkali kali datang menghianati sungguh tak akan pernah usai hati ini terus terbantai hadirmu meredakan lagi suasana mencengkram berubah sunyi lagilagi tertetes air mata yang kian tak ada habisnya kali ini begitu berat, dan kau ada sesegera menyodorkan tangan tuk kesekian kali berat hati ini tuk berkata tidak sedang hati sangat perlu kesekian kali itu benar berat ia pun memutar kata, semua terlontar! benar menyentuh lubuk hati tak tau arah aku hanya bisa pasrah