seperti wajah manusia
saat hati ini pilu tersayat tajam pisau
diamdiam hadirmu meredakan pilu itu
mengulurkan tangan dengan senyum manis
usap air mata di setiap tetesan tangis
rasa nyaman timbul beraturan
berjalan langkah demi langkah
merangkak menuju kesatuan
namun tersandar ketika lelah
dihadapkan lagi pada pilu hati
berkali kali datang menghianati
sungguh tak akan pernah usai
hati ini terus terbantai
hadirmu meredakan lagi
suasana mencengkram berubah sunyi
lagilagi tertetes air mata
yang kian tak ada habisnya
kali ini begitu berat, dan kau ada
sesegera menyodorkan tangan tuk kesekian kali
berat hati ini tuk berkata tidak
sedang hati sangat perlu
kesekian kali itu benar berat
ia pun memutar kata, semua terlontar!
benar menyentuh lubuk hati
tak tau arah aku hanya bisa pasrah
Komentar
Posting Komentar