Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Seperti wajah manusia

seperti wajah manusia saat hati ini pilu tersayat tajam pisau diamdiam hadirmu meredakan pilu itu mengulurkan tangan dengan senyum manis usap air mata di setiap tetesan tangis rasa nyaman timbul beraturan berjalan langkah demi langkah merangkak menuju kesatuan namun tersandar ketika lelah dihadapkan lagi pada pilu hati berkali kali datang menghianati sungguh tak akan pernah usai hati ini terus terbantai hadirmu meredakan lagi suasana mencengkram berubah sunyi lagilagi tertetes air mata yang kian tak ada habisnya kali ini begitu berat, dan kau ada sesegera menyodorkan tangan tuk kesekian kali berat hati ini tuk berkata tidak sedang hati sangat perlu kesekian kali itu benar berat ia pun memutar kata, semua terlontar! benar menyentuh lubuk hati tak tau arah aku hanya bisa pasrah

Darah air mata

rasa ini tak lagi sama seakan sirna jua murka mengenai sucinya jiwa menembus rahasia sukma hati ini tak bersih lagi termakan panasnya bara api teralir diderasnya air sungai terbawa topan hingga tepi tajam pisau mengiris jiwa bercucuran darah air mata tak ada seucap kata menjelaskan itu apa jika saja Tuhan tau apa yang hamba mu mau kabulkan segala doa wanita itu khilaf sesal di ujung waktu

Ruet 17

cintaku ruet 17 runa adalah anak kelas dua sma atau sederajat mestinya. tapi ia lebih asik dengan komputer kesayangannya. maka ia lebih memilih stop dari sekolah dan utek dengan komputernya yang always update itu. entah kenapa sih dia emang lebih suka dengan aplikasi di komputer lawas tapi update itu. beda dengan dare kakak runa, dare sangat berambisi menyelesaikan kuliah nya sesegera mungkin. dare juga termasuk cukup pandai. tak beda dengan runa, dare juga sangat suka di depan komputernya. lebih tepatnya gadget handphone yang always ganti tiap kluaran terbaru. mereka berdua adalah putra tante masya teman mamahku. aku adalah rasya teman sebangku runa sewaktu TK. runa adalah cowok tengil suka nangis bahkan suka bolos sekolah sambil nangis kalau ibunya tidak menunggui ia sekolah. dia itu cowo udik bandel ngeyel banget kalau dibilangin. kadang aku bosan menjadi teman sebangkunya karena idih mendengar suara tangisannya yang ngga berhenti berhenti. suka pengen gw tonjok kalau ke inget. ru