Rasanya ingin ku jadi kamu
Sama sekali tak punya beban bukan?
Ayah, masih kuat sekali
Begitu dengan ibumu.
Masih terlihat kepala 2 walau sudah kepala 4
Aku tidak bisa bayangkan
Bagaimana bila aku dipoaisimu
Menempuh pendidikan sampai tinggi
Fasilitas terpenuhi
Minta apapun dituruti
Kurang apa lagi?
Rasanya semua itu lebih dari cukup
Beda sekali denganku
Ada yang mau kau tanyakan?
Mungkin hanya satu
Kenapa bisa?
Ya semua itu bisa saja terjadi kalau pencipta mengiyakan
Tidak dapat dipungkiri
Ku jawab panjang lebar kau pasti tak akan pernah tau.
karena kau tak menjalaninya
Ku kasih tau yaa. .
Keluh kesahnya jadi anak pertama
It's so hard u know!
Kau ingin bersekolah lebih tinggi . Tapi ingat ada adikmu yg lebih membutuhkan.
Lalu memutuskan untuk bekerja saja pastinya
Untuk ini itu sekolah adikmu
Baiklah
Ku tidak masalah kalau aku harus seberjuang itu.
Tapi satu. Kebahagiaanku terletak dimana?
Untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan Permainan waktu di mulai Kesehatan fisik ataupun mental pekerja Keselamatan diri yg mungkin terabaikan Dari aku salah satu pegawai yang sangat kecewa. Kapan pandemi segera selesai? Rasanya bukan tak mau bersyukur lagi Tapi merasa di bodohi bekerja tanpa Bayaran tak seberapa Mungkin memang harusnya aku bersyukur Tidak harus di rumahkan Dan masih mendapat bayaran untuk hidup Nyatanya tidak seindah bayangan kalian yg di rumahkan Aku adalah anak pertama dari keluarga broken home Aku tinggal bersama bapak dan kedua adikku Bapak ku bekerja serabutan Tanpa penghasilan yg tetap Lalu dimana letak kekecewaan yang memuncak? Jika saja bapak petinggi tau.. terkadang aku juga membiayai kebutuhan rumah Jika bapak aku tidak dapat uang Aku juga mempunyai tanggungan seperempat dari gaji pokok Sebelum di potong 50% Atau sekarang menjadi setengah dari gaji yang aku terima Rumahku cukup jauh dari tempat
Komentar
Posting Komentar